Read Time:2 Minute, 6 Second

UIN RF-Ukhuwahnews | Unit Kegiatan Mahasiswa Khusus (UKMK) Seni dan Budaya Teater Arafah (Artea) menggelar Art Festival 2024 dengan mengangkat tema “Semarak Berseni dalam Keberagaman Budaya Sriwijaya” yang digelar di Gedung Academic Center (AC) Universitas Islam Negeri Raden Fatah (UIN RF) Palembang.

Dalam acara Art Festival 2024 menampilkan berbagai macam seni yang menghibur para tamu, salah satunya adalah penampilan Monolog pada Jumat, (15/11/2024). Monolog merupakan seni peran yang dimainkan oleh satu orang yang masuk kedalam seni teater dan monodrama.

Mahasiswa Program Studi Biologi UIN RF, Peri Irawan menampilkan Monolog dengan judul “Si Miskin Gelandangan yang Terabaikan”. Ia mengatakan Monolog tersebut bertujuan untuk tidak memandang sebelah mata dan saling menghargai satu sama lain.

“Saya mengangkat tema Monolog ini karena orang-orang seperti gelandangan tidak harus di pandang sebelah mata, harusnya pemerintah lebih peduli terhadap orang-orang yang hidupnya tidak layak,” kata Peri saat diwawancarai.

Ia menjelaskan waktu yang dibutuhkan dalam berlatih Monolog hanya dalam beberapa hari dan seni Monolog itu sendiri di keluar kan dari curahan isi pikiran dan tidak bisa diambil dari orang lain.

“Terciptanya karya seni di latih hanya sekitar 2 hari yang di buat sendiri dari isi pikiran kita, soalnya kalau menjadi Monolog itu harus dari otak sendiri kalau mengambil skrip dari orang lain susah,” jelasnya.

Baca juga: Semarak Berseni: Art Festival UKMK Artea UIN RF Palembang Rayakan Keberagaman Budaya Sriwijaya

Peri menegaskan ia merasa tersinggung, banyak kebijakan pemerintah tidak berpihak pada masyarakat setempat contohnya gelandangan. Di mana lebih memprioritaskan diri sendiri ketimbang masyarakat yang tidak ada tempat untuk berteduh.

“Saya sendiri juga sedikit kecewa dengan adanya pemerintah yang tidak peduli dengan nasib seorang gelandangan, tidak hanya pemerintah tetapi dari diri kita sendiri walaupun kita ada harusnya kita memberi,” ibanya.

Lebih lanjut, Ia menyampaikan Monolog ini tempatnya untuk mengekspresikan diri yang menyukai seni teater terutama yang merasa senang di seni Monolog, kurangnya tempat untuk menampilan seni Monolog menjadi kendala dalam seni ini.

“Bertahun-tahun bisa membuat Monolog tetapi tidak ada tempat untuk tampil di atas panggung, jadi hanya terpedam saja bakat yang saya punya di seni Monolog ini, bukan hanya Monolog tetapi dari seni tari, puisi sudah hebat menampilkan seni teater,” lanjutnya.

Harapan Peri dalam Festival Monolog tidak hanya orang yang menyukai teater, tetapi semua orang dapat menyukai dan memahami makna dari semua hasil seni yang ditampilkan.

“Harapan dari saya untuk teman-teman bagus untuk seni yang lain, tingkatkan lagi integritas dan saling peduli untuk kedepannya,” tutupnya.

Reporter: Fitri Pertiwi (Anggota Magang LPM Ukhuwah)
Editor: Putri Ayu Lestari

About Post Author

Putri Ayu Lestari

Mahasiswa Program Studi Jurnalistik tahun 2021 UIN Raden Fatah Palembang
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Foto: Budidaya Jamur Tiram di Kota Palembang
Next post Tempuh Waktu Empat Bulan, Petani Cabai Pagar Alam Bisa Menikmati Hasil Panennya