Puisi : Sang Waktu
Share
Waktu mulai berkerja menunjukkan kekejamannya.
Detik demi detik terasa seperti hantaman panah yang menembus dengan kuatnya.
Haruskah bertahan?
Ketika rangkaian bunga terjatuh tanpa perlawanan.
Aku disini berada dalam kehancuran yang abadi.
Melihat kejamnya waktu perlahan mulai terjadi.
Haruskah menangisi?
Menangis tanpa iringan melodi yang menikmati.
Kini waktu telah berhasil dengan tujuannya.
Menghancurkan semua rancangan tanpa tersisa.
Dan sudah saatnya semua hilang tanpa ada cela untuk perlawanan.
Penulis Puisi : Siti Srijaya Agustina (Pengurus LPM Ukhuwah UIN Raden Fatah Palembang).
Baca Juga
Puisi: Bulan Suci di Tanah Asing
Sumber: Pinterest Oleh: Sri Wahyuni (Anggota LPM Ukhuwah) Secarik sajak ini ku tulis atas dasar rinduBulan suci nan indah disambut...
Puisi: Pemilik Netra Teduh
Sumber: Pinterest Oleh: Sri Wahyuni (Anggota LPM Ukhuwah) Langit senja yang perlahan menjadi abuSemesta rancang pertemuan tak terdugaDi benak terbayang...
Puisi: Sajak Tak Bertuan
Sumber/Pinterest Oleh: Rani Dwi Oktafidiya (pengurus LPM Ukhuwah) Tuan kau telah abadi, sebagai orang yang aku cintai. Aku mencintai mu...
PUISI: Diriku Dan Kegagalan Bersahabat
Sumber: Pinterest Puisi - Ukhuwahnews | Oleh: Sri Wahyuni (Anggota Magang LPM Ukhuwah) Duhai tuhan, aku bertanya, mengapa bait-bait asa...
PEMIRA: Saatnya Kita Bersuara
Desain oleh Elyssa Meilyana Puisi | Oleh: Winda Wulandari (Pengurus LPM Ukhuwah UIN RF) Kita tumbuh saat Indonesia merdekaKita satu...
[PUISI] – Perempuan Berhati Bidadari
Sumber: Freepik Oleh: Ahmad Hafiizh Kudrawi Pertama kali ku melihat senyumanmuMembuat hati dan pikiranku penasaranSiapa engkau sebenarnya?Tanyaku di lubuk hati...