Read Time:34 Second

Penulis: Marsya Dwi Rismanda

Hujan itu berkah.
Bukan untuk disalahkan.
Tidak melulu air yang jatuh menjadi kejahatan.
Ia tidak salah.
Pelangi sehabisnya juga berkah.
Kenapa dia tidak ikut disalahkan?
Kenapa semua harus hujan?
Jangan lihat ia dari apa yang dihasilkan.
Lihat lah dari proses terjadinya.

Baca juga: Tolak Revisi RUU Penyiaran, AJI Palembang adakan Seruan Aksi Koalisi Pers Se-Sumsel

Wahai.…
Hujan bernyanyi sendu di atap rumah.
Sedangkan, pelangi selalu tersenyum setelahnya.
Bagai mengetahui, hanya hujan lah yang pantas.

Wahai.…
Tiap tetesan air itu membawa bahagia.
Proses terjadinya yang selalu dinanti.
Sang pewarna langit.
Jangan merasa bangga hati.

Palembang, 17 Mei 2024

Editor: Rhessya Maris

About Post Author

Marshanda

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
100 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Tolak Revisi RUU Penyiaran, AJI Palembang adakan Seruan Aksi Koalisi Pers Se-Sumsel
Next post Aku Ikhlas, Tapi Ini Sakit