Read Time:38 Second

Penulis: Winda Wulandari

Baru aku melangkah, titik terang menjamu pandangan
Pada saat itu, tubuhku kaku sejenak
Tak bohong, dua bola mataku menyorot keindahan
Aku bungkam padahal ribuan pertanyaan siap melayang
Diantara insan-insan sepucuk cahaya menguasai raganya

Gerak-gerikku terkesan gelisah
Padahal ia tak terlalu jauh dariku
Apakah aku salah tingkah?
Perasaan yang tak jelas
Obrolan hati berdenyut asmara

Baca juga: Puisi: Malang Si Sulung

Gagah dan tampan rupawan wujudnya
Tutur kata yang lembut telah menjadi cirinya
Siapapun kagum akan kepribadiannya
Jelas, aku mengingat
Saat tuan tersenyum sambil melambai tangan

Sewindu berlalu, angin malam hanya rekayasa
Sewindu berlalu, rasa yang belum pernah ada telah menuai asa
Katanya aku jatuh cinta
Jatuh cinta yang pertama, jatuh cinta untuk merasa
Kepada tuan berkacamata

About Post Author

Putri Ayu Lestari

Mahasiswa Program Studi Jurnalistik tahun 2021 UIN Raden Fatah Palembang
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
100 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Puisi: Malang Si Sulung
Next post Ajak Mahasiswa Bangun Citra Kampus, DEMA Gelar Silaturahmi Akbar dan Bincang Edukasi