Read Time:1 Minute, 6 Second
Ukhuwah Desain/Rani Dwi Oktafidiya

Penulis: Rani Dwi Oktafidiya

Kita, dua layar yang bersentuhan,
bukan lagi tatap mata, tapi chat yang nyambung. Cinta pun jadi kata-kata, emoji, dan waktu yang di-scroll. Senyummu bisa hilang, tapi notifikasi tak pernah terlambat.

Kamu di sana, aku di sini,
dunia kita terhubung dalam jaringan tanpa batas,
tapi kadang rasa sepi muncul, seperti buffer lama. Kita lupa, kadang, cinta tak harus selalu terlihat.

Kamu bilang, “Cinta itu seperti musik”,
tapi kita lupa, kita lebih sering dengar playlist. Kau jadi lagu di headphones-ku,
tapi tak pernah benar-benar mendengar suara hatimu.

Baca juga: Lebih Peka Terhadap Pelecehan di Sekitar

Aku takut, kita sudah terlalu terbiasa
dengan dunia yang selalu ada di genggaman.
Takut cinta jadi sekedar notifikasi yang lewat,
yang datang, lalu hilang begitu saja.

Pernahkah kita benar-benar berbicara?
Tanpa DM, tanpa chat yang tertunda,
hanya suara, hanya tatap mata untuk merasakan cinta yang lebih nyata.

Mungkin kita takut berisiko. Takut cinta itu bukan algoritma yang bisa dipahami, tapi bagaimana jika cinta itu lebih dari sekadar kode?
Lebih dari likes dan share yang kita beri.

Aku percaya, meski dunia kita gemerlap,
cinta yang tulus tak akan pernah pudar.
Kita hidup di zaman serba cepat,
Hati kita tetap tahu cara merasa.

 

Editor: Annisaa Syafriani

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
100 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Lebih Peka Terhadap Pelecehan di Sekitar
Next post Sekolah Tinggi Tinggi, Mau Jadi Apa?