Penulis: Tia Apriyani
Lima detik mata saling memandang,
sebelum pandangan menjadi buram tanpa senyuman
yang menyapa bahkan tidak ada waktu lagi untuk berbicara
Kita yang tidak dipersatukan oleh semesta
Aku yang selalu mencari jalan untuk berjumpa dengan mu, rasanya senang pernah bertemu denganmu Untuk banyak perjalanan singkat yang belum sempat ku tuliskan dahulu
Kau tahu??
Aku rindu..
Padamu yang tak ada diruang temu
Malam…
Semakin kelam dan aku masih saja tenggelam
Baca juga: Puisi : Mengadu
Sampai kapan diri ini akan terus berjalan?
Memikul beban dan kesedihan berlarut-larut akan kerinduan
Kisah antara kita tidak seperti dilayar kaca kita pernah ada,
Sebenarnya aku tidak pernah lupa tentang kisah kita
Aku hanya belajar menerima dan mencoba untuk ikhlas disetiap harinya
Hanya waktu yang terlalu cepat menyapa sebelum kita dipisahkan
Namun terlalu kecewa hati ini wajah seteduh itu menyakitkan
Setelah kupikir-pikir kembali, ternyata lebih baik bila aku tak pernah bertemu denganmu sejak awal..
Pertemuan singkat yang menjadi kenang disetiap malam, dan dinikmati hanya untuk dikenang
About Post Author
Hanifah Asy Syafiah
More Stories
Puisi : Mengadu
[caption id="attachment_1368" align="alignnone" width="2560"] Desain by Winda Wulandari[/caption] Penulis: Winda Wulandari Syukur ia mengadu.. Di masa lampau.. Tertawa ria, bersenda...
Puisi: Insan Matang
[gallery columns="1" link="file" size="full" ids="1052"] Penulis: Ahmad Hafiizh Kudrawi Semakin luas pandangan terhadap dunia, Kian beragam pula Rangkaian momen keras...
Puisi: Lukisan Abu-abu
[gallery columns="1" size="full" ids="869"] Oleh: Vitria Isabella Di atas kanvas biru langit menganga luas, Malam temaram, dingin merangkul erat. Di...
Puisi: Saat Kelabunya Datang
[gallery columns="1" size="full" ids="854"] Oleh: Annisaa Syafriani Saat denting itu bernada, Kelabunya kan bertandang. Menyergap raga, Mengetuk segala tenang yang...
Puisi : Bayangan Diam
[caption id="attachment_814" align="alignnone" width="1280"] Ukhuwahfoto/Raihanah[/caption] Penulis : Nurhidayah Dalam keheningan gelap, terdengar langkah-langkah, Bertabur luka dan air mata yang terus...
Puisi: Hilang Arah
[gallery columns="1" size="full" ids="712"] Penulis: Vivin Noor Azizah Senyum hampa menghiasi rupanya Bangun di pagi hari Berharap agar tetap kuat...
Average Rating