Read Time:1 Minute, 8 Second

Penulis : Rani Dwi Oktafidiya

Jika engkau membentaknya,

Akan ada ibunya yang memeluknya

Ibuku masih anak kecil dimata ibu

Ibunya masi mencintai dengan hangat itu

Lantas, tempat yang mana harus ia datangi

Kabarnya masih saja rumah ibu yang abadi

Harinya belum usai, meski begitu lemah

Penghuni rumahnya telah bertambah.

Jika ibu pulang sejenak untuk menjadi anak

Rumah hangat itu dirindukan setiap saat

Ibu, tetap mengadu pada ibu

Tak ada kata yang terindah selain ibu

Ibu mengambil presensi utama di hidup,

Istirahatnya hanya sekedar merebah

Tak cukup waktu, sebab matahari terbit

Maka dipersilahkan menaiki jembatan mimpi

Ibu merangkul banyak manusia,

Namun siapa yang menenangkan ibu?

Ibu menjeda hidupnya sendiri,

Menghidupi akar menjadi kelopak bunga paling cantik

Baca juga: Puisi Mantra Rindu

Jejak karangannya untuk menjadi si hebat

Dikubur demi mimpi manusia kecilnya.

Status manusia ditanggalkan demi nama ibu

ibu ayo menguntai benang baru.

Ibu mengubur hari bebasnya,

Membumikan impiannya

Maka, bu dikehidupan selanjutnya

Tolong hidup jadi diri ibu sendiri.

Rasakan bait-bait Bahagia mu ibu

Susunan kembali keping harapan patah ibu.

Menarilah dibawah cinta kasih saat ini

Peluk mimpi ibu yang saat ini berhenti.

Ibu Di kehidupan selanjutnya,

Barangkali aku manusia itu tak lahir,

Jangan menukar apa-apa untuk hidup ibu biarkanlah.

Terus hidup sebagai ibu saja.

Ibu tidak pernah bilang kalau ia kesepian

Ibu memeluk semua takdirnya

Ibu baik, ayah.

Kita saja yang jahat, yang jarang pulang.

 

About Post Author

Marshanda

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
100 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Kolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN RF Gelar Edukasi Sampah
Next post Pohon Natal Bahan Daur Ulang Hiasi Gereja Katedral Santa Maria Palembang