
Penulis: Tia Apriyani
Di malam sunyi, terpekur aku
Memandang bintang, cahaya harapan
Kau pancarkan, orang tua yang tak pernah
Menuntut, namun diam-diam harap terbenam
Di dada, gelisah merayap dalam tidurku
Takut akan kegagalan yang mungkin datang
Aku bertanya pada bayanganku sendiri
Apakah mampu aku memenuhi harapan ini?
Baca juga: Puisi: 22.13
Harapan yang tak terucap, namun terasa berat
Di pundak, aku berjalan di atas peta
Yang tak ku mengerti arahnya, tapi harus ku lalui
Sebab tak ada jalan lain selain yang ayah titipkan
Buu, aku khawatir diri yang engkau harapkan
Ini tidak bisa jadi apa-apa, takut aku mengecewakan
Tapi aku akan berusaha, dengan segenap hati
Untuk memenuhi harapanmu.
Palembang, 8 Maret 2024
Editor: Vivin Noor Azizah
About Post Author
Vivin Noor Azizah
More Stories
Puisi: 22.13
[caption id="attachment_2764" align="aligncenter" width="1084"] Ukhuwah Desain/Selo Obrian[/caption] Penulis: Selo Obrian Setidak masuk akal itu, cinta ini Sampai batin ini...
Puisi: Negeri Seribu Rahasia
[caption id="attachment_2453" align="aligncenter" width="1080"] Ukhuwah Desain/Vivin Noor Azizah[/caption] Penulis: Vivin Noor Azizah Aksi untuk Sang Negeri Demonstrasi yang seakan basi...
Puisi: Jangan Kembali, Aku Sudah Baik-Baik Saja!
[caption id="attachment_2379" align="aligncenter" width="594"] Ukhuwah Desain/Annisaa Syafriani[/caption] Penulis: Rani Dwi Oktafidiya (Sekretaris Umum) Di bawah langit yang suram, aku berdiri...
Puisi: Notifikasi Cinta
[caption id="attachment_2175" align="aligncenter" width="828"] Ukhuwah Desain/Rani Dwi Oktafidiya[/caption] Penulis: Rani Dwi Oktafidiya Kita, dua layar yang bersentuhan, bukan lagi tatap mata,...
Puisi: Hujan dan Kuah yang Tak Seberapa
[caption id="attachment_2132" align="aligncenter" width="1080"] Ukhuwah Desain/Winda Wulandari[/caption] Penulis: Winda Wulandari Lagi, perumahan kecil diselimuti hujan lebat Jendela terbuka lebar menyisakan...
Puisi: Secangkir Kopi Hitam
[caption id="attachment_2098" align="aligncenter" width="2560"] Ukhuwah Desain/Annisaa Syafriani[/caption] Penulis: Rani Dwi Oktafidiya Secangkir kopi, kini tak lagi sama. Dulu manis, kini...
Average Rating