
Opini – Ukhuwahnews | Pendidikan tinggi di Indonesia, seperti di banyak negara lainnya, sering dipandang sebagai jalan menuju keberhasilan. Gelar sarjana dianggap sebagai pencapaian yang dapat menentukan masa depan seseorang, baik dalam hal karir maupun status sosial.
Namun, yang menjadi pertanyaan “sekolah tinggi mau jadi apa?”, mencerminkan adanya keraguan terhadap tujuan dan arah pendidikan itu sendiri. Apakah pendidikan tinggi sekadar untuk memperoleh gelar, atau seharusnya memiliki tujuan yang lebih luas.
Sering kali sistem pendidikan tinggi di Indonesia hanya berfokus pada pencapaian gelar dan status, dibanding pada kualitas pendidikan. Hal ini membuat pandangan masyarakat terhadap pendidikan tinggi menjadi begitu sempit.
Padahal tujuan dari pendidikan bukan hanya mengejar gelar dan status sosial saja. Namun, pendidikan seharusnya juga mempersiapkan seseorang untuk menjadi individu yang bertanggung jawab, peduli pada masyarakat, dan mampu berkontribusi pada kemajuan bersama.
Baca juga: Puisi: Notifikasi Cinta
Banyak contoh kasus yang terjadi akibat ulah oknum orang berpendidikan, hal ini menunjukkan ketidaksesuaian antara gelar akademis dan etika atau perilaku yang diharapkan dari seseorang yang berpendidikan.
Orang berpendidikan yang memiliki gelar sarjana, magister, atau bahkan doktor, justru menggunakan posisi mereka untuk kepentingan pribadi. Tidak menutup kemungkinan, ini dapat merugikan negara dan masyarakat.
Jelas terlihat bahwa gelar pendidikan tinggi saja tidak cukup untuk membentuk individu yang bertanggung jawab dan memiliki kesadaran sosial. Oleh karena itu, pendidikan tinggi seharusnya tidak hanya fokus pada penguasaan ilmu, tetapi juga pada pembentukan karakter dan kepedulian terhadap sesama.
Di sisi lain, pertanyan “mau jadi apa?” juga bisa dijadikan sebagai refleksi lebih dalam. Apakah kita memahami tujuan dalam menuntut ilmu tinggi, ataukah hanya mengikuti tren saja agar memiliki gelar dan status sosial?
Pada akhirnya, pendidikan tinggi harus lebih dari sekedar kejar-kejaran status atau gelar. Harus ada upaya untuk menciptakan individu yang kritis, kreatif dan siap memimpin negara di masa depan.
“Tujuan Pendidikan Itu Untuk Mempertajam Kecerdasan, Memperkuat Kemauan serta Memperhalus Perasaan,” -Tan Malaka-
Penulis: Rhessya Maris
Editor: Annisaa Syafriani
More Stories
Modus, Maut, Profesi, dan Perempuan
[caption id="attachment_3166" align="aligncenter" width="1080"] Ukhuwah Desain/Winda Wulandari[/caption] Penulis : Winda Wulandari (Pemimpin Litbang) Opini – Ukhuwahnews | Baru-baru ini, kasus...
Horornya Kemacetan Lintas Palembang-Betung: Dari Perjalanan Biasa Hingga Menjadi Liburan Menginap di Jalan.
[caption id="attachment_3034" align="aligncenter" width="2399"] Ukhuwahdesain/Mohamad Shabir Al Fikri[/caption] Penulis: Ahmad Hafidz Kudrawi Opini - Ukhuwahnews | Pernahkah Kamu melintasi jalan...
Hidup di Negara UUD (Ujung-Ujung Duit)
[caption id="attachment_2831" align="aligncenter" width="300"] Ukhuwah Desain/ Mohamad Shabir Al Fikri[/caption] Penulis: Mohamad Shabir Al Fikri Suap menurut Kamus Besar Bahasa...
Pertamax sama dengan Pertalite Fast Track
[caption id="attachment_2667" align="aligncenter" width="300"] Ukhuwah Desain/ Silvia Ananta[/caption] Penulis: Silvia Ananta Opini - Ukhuwahnews | Baru-baru ini telah dihebohkan dengan...
Menyikapi FOMO dalam Demonstrasi
[caption id="attachment_2550" align="aligncenter" width="300"] Ukhuwah Desain/ M. Raihan Arifai[/caption] Penulis: M. Raihan Arifai Opini - Ukhuwahnews | Fear Of Missing...
Work-Life Balance Jadi Kunci Produktivitas di Era Modern
[caption id="attachment_2534" align="aligncenter" width="300"] Ukhuwah Desain/Annisaa Syafriani[/caption] Penulis: Rani Dwi Oktafidiya (Sekretaris Umum) Opini - Ukhuwahnews | Konsep work-life balance...
Average Rating