Opini: Sampah Sedotan Plastik Mengancam Biota Laut

Penulis: Siti Wijaya (Pengurus LPM Ukhuwah | Mahasiswa Jurnalistik UIN Raden Fatah Palembang)
Foto: Ukhuwahfoto/Siti Wijaya

Sampah sedotaan plastik kian ramai diperbincangkan karena sampah tersebut berimbas pada pencemaran lingkungan terutama laut. Mengutip dari merdeka.com, dalam satu hari sebanyak 93 juta batang sedotan plastik digunakan dalam sehari di Indonesia. Itu menjadi faktor terjadinya pencemaraan terhadap lingkungan.

Beberapa sumber juga mengungkapkan bahwa sampah sedotan plastik masih menduduki peringkat kelima penyumbang sampah plastik di dunia termasuk di Indonesia. Tidak hanya sampah sedotan plastik saja yang menjadi penyebab tercemarnya laut, jenis-jenis sampah plastik lainnya juga memberikan dampak yang sama.

Namun, melihat data yang dikumpulkan oleh David Clean Action (DCA), perkiraan pemakaian sedotan plastik d iIndonesia setiap harinya mmencapai 93.244.847 batang. Sedotan-sedotan tersebut berasal dari restoran, minuman kemasan dan sumber lainnya.

Jumlah sedotan sebanyak itu jika sambungkan akan mencapai jarak 16.784 km, atau sama dengan jarak yang ditempuh dari Jakarta ke Meksiko. Jadi bisa kita lihat dari data tersebut, sampah sedotan plastik ini sangat mendominasi limbah sampah plastik yang ada di lautan.

Asal-usul Sedotan

Sebelum kita melanjutkan mengenai dampak sampah sedotan plastik, saya akan sedikit menjabarkan asal-usul adanya sedotan plastik. Mengutip dari wikipedia.com, sedotan plastik berawal dari sedotan kertas berbentuk sempit & membosankan yang mirip dengan batang rumput daripada yang digunakan sekarang. Sudah biasa bila sedotan itu digunakan dua sekaligus, untuk mengurangi usaha yang diperlukan untuk setiap menghisap.

Sedotan plastik modern yang dibuat dengan diameter yang lebih besar, sehingga hanya satu sedotan yang diperlukan untuk minum.

Seiring berkembang nya zaman, jenis sedotan plastik terdapat banyak bentuk yakni ada 13 jenis sedotan plastik yaitu sedotan biasa, sedotan bengkok, crazy straw, spoon straw, candy straws, sedotan mini, wide straw, sanitary straw, sipah straw, cereal straw, polypropylene straws, color charger straw, extendo-straw.

Satu keuntungan menggunakan sedotan saat minum ialah pengurangan risiko kerusakan gigi. Banyak minuman ringan memiliki sifat asam dan menggunakan sedotan akan mengurangi kontak cairan dengan gigi, mengurangi risiko gigi berlubang dan kerusakan gigi.

Dampak Sampah Sedotan Plastik

Jadi sampah sedotan plastik ini sebenarnya sangat berbahaya apalagi jika sudah masuk ke laut karena sulit terurai, dan juga apabila sudah sampai termakan oleh satwa laut bisa membuat mereka terluka bahkan mati.\

Banyak satwa-satwa laut yang tidak bersalah menjadi korban dari sampah-sampah plastik yang merupakan ulah dari manusia, banyak kasus yang bisa kita lihat, salah satunya pada 18 November 2018 warga Kepulauan Wakatobi menemukan bangkai Paus Sperma. Kemudian, pihak World Wide Fund For Nature  (WFF) dan pengurus Taman Nasional Wakatobi mebedah perut Paus tersebut dan mereka medapati sampah plastik seperti sedotan plastik, sendal jepiit, botol plastik, dan lain-lainnya. Ketika mereka timbang, sampah tersebut tembus angka 5,9 kilogram.

Miris sekali ketika melihat kondisi Paus Sperma yang dipenuhi sampah plastik di dalam tubuhnya. Ada lagi kasus yang hampir sama terjadi pada seekor Penyu. Pada hidung Penyu tersangkut sedotan plastik. Hal tersebut diungkapkan oleh Owner Bank Sampah Junjung Biru Syalfitri.

“Seekor penyu menangis karena hidungnya kemasukan sedotan. Dari situ seharusnya sadar dan kita tidak tahu membuang sampah ke sungai atau laut lagi. Tanpa kita sadari,dan itu akan mengalir dan akan menjerat  satwa laut yang tidak bersalah,” jelasnya.

Perlu diketahui, dalam satu hari saja satu orang bisa menyumbangkan  tiga atau lebih sampah sedotan plastik. Itu baru satu orang, jika seluruh masyarakat Indonesia menggunakan sedotan plastik maka semakin banyak sampah sedotan plastik yang bakal menumpuk dan menyebar hingga ke laut.

Seperti yang dikatan oleh Ridho, salah satu petugas kebersihan di Kota Palembang. Dirinya acap kali membersihkan sampah plastik dan banyak juga sampah sedotan plastik yang berserakkan.

“Sampah sedotan plastik juga banyakk terutama sedotan bekas minunman gelas yang kecil. Biasanya yang paling banyak menghasilkan sampah sedotan plastik di warung-warung atau di rumah-rumah biasa nya ada juga tapi waktu ada acara,” ujarnya

Jadi, untuk mengurangi sampah sedotan plastik harus memulai dari diri sendiri. Memang kecil satu sedotan plastik itu, tetapi  dalam satu hari saja kita bisa memakai tiga sedotan. Bayangkan berapa banyak sampah sedotan plastik yang kita sumbangkan dalam seharinya, dengan ketidaksengajaan ataupun ketidakpedulian kita dengan membuang sampah plastik ke laut ataupun ke sungai sehingga kita menyakiti para biota laut yang tidak bersalah bahkan merenggut nyawa mereka.

Kita tidak bisa hanya menyalahkan para konsumen pengguna sedotan plastik saja, produsen juga berperan dalam hal ini. “Selama sampah plastik (sedotan) itu masih diproduksi, maka selalu ada orang yang menggunakannya. Meskipun ada Undang-undang (UU) persampahan yang mengatur terkait pengolahan sampah, tapi tidak semua orang tahu adanya UU persampahan itu,“ papar Syalfitri.

Mungkin ada beberapa cara untuk menggurangi sampah sedotan plastik atau mendaur ulangnya menjadi sesuatu yang bisa bermanfaat seperti yang diungkapkan oleh Dr. Syafrul Yunardy Shur sebagai Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Sumatera Selatan.

“Jika sampah sedotan itu bisa kita pilah, maka sampah sedotan itu bisa kita buat macam-macam kerajinan. Karena sedotan plastik juga mudah dianyam kita bisa membuat tas ataupun bunga karena bentuknya kecil dan panjang jadi mudah untuk dianyam dan juga mudah untuk dikreasi kan” ungkap nya

Selain mendaur ulang, kita bisa juga mengalihkannya dengan penggunan sedotan stainless. Namun, sekarang sedotan stainless ini sendiri sedang menjadi tren dikalangan remaja,  karena bentuk yang unik, dan sedotan stainless bisa digunakan berulang kali, tidak seperti sedotan plastik yang hanya bisa digunakan sekali pakai lalu dibuang menjadi sampah.

Namun, Syafrul juga mengatakan bahwa penggunaan sedotan stainless sedikit agak repot, karena berbahan dasar metal jadi agak berat untuk dibawa. “Mungkin memang kita bisa beralih menggunakan sedotan stainless sebagai salah satu cara untuk mengurangi sampah seotan plastik, tetapi itu kembali keindividu masing-masing,” imbuhnya.

Jadi mari kita sebagai makhluk bumi, sayangilah bumi kita. Mulailah dari hal kecil yaitu mengurangi pemakaian sedotan plastik dan buanglah sampah pada tempatnya.

Jangan sampai karena ulah kita, kurangnya ketidakpedulian kita dengan membuang sampah sembarangan di sungai, laut, tanah, atau di jalanan, semua itu akan membuat diri kita sendiri rugi karena sampah-sampah yang kita buang sembarangan bisa menimbulkan penyakit ataupun lainnya. Kita juga bisa melukai bahkan membunuh satwa laut yang tidak bersalah karena ulah kita yang membuang sampah tidak pada tempatnya.

Editor: Melati Arsika

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *