Segera Terbitkan Majalah Edisi ke-33, LPM Ukhuwah Angkat Tema ‘Sulitnya Peralihan Kuliah Daring’

UIN RF – Ukhuwahnews | Unit Kegiatan Mahasiswa Kampus (UKMK) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Ukhuwah akan menerbitkan majalah edisi ke-33 dengan tema besar majalah kuliah daring. Dengan isi pokok bahasan yakni, terkait sulitnya peralihan perkuliahan yang dialami mahasiswa dari luring (luar jaringan) ke daring (dalam jaringan).

Rencananya, majalah edisi ke-33 itu akan di launching pada acara pameran foto LPM Ukhuwah pada Senin, (13/12/21) mendatang.

Pemimpin Redaksi LPM Ukhuwah, Yuni Rahmawati mengatakan, peralihan kuliah yang kini terjadi cukup sulit, karena mahasiswa sudah terbiasa dengan kuliah tatap muka, tetapi ketika adanya pandemi diwajibkan untuk beralih ke daring.

“Majalah edisi kali ini mengangkat tema peralihan perkuliahan luring ke daring, bagaimana mahasiswa itu kesulitan atau tidaknya mengikuti kuliah daring itu kita bahas di majalah kita kali ini,” katanya saat diwawancarai di Sekretariat LPM Ukhuwah, pada Senin (6/12/2021).

“Judulnya Morat Marit Kuliah Daring, karena banyak mahasiswa di luar daerah terkendala jaringan. Ini juga menjadi suatu permasalahan bagaimana sudut pandang kita melihat kuliah daring ini bisa berjalan atau tidak,” sambungnya.

Baca Juga: Dua Korban Pelecahan Seksual, Buat Aduan ke Polda Sumsel dan Penuhi Panggilan Dekanat

Lebih lanjut, Yuni mengatakan proses penggarapan majalah memakan waktu sekitar empat bulan terhitung sejak Juli, Agustus, September dan Oktober yang diawali dengan rapat proyeksi terlebih dahulu.

“Untuk penggarapan menulis berita itu memakan waktu sekitar sebulan, karena kita sulit menemukan narasumber dan lain-lai. Sedangkan layout kita bisa memakan waktu satu bulan setengah, karena penggarapan layout ini kita harus sesuai dengan tema dan lainnya,” tuturnya.

Senada dengan Yuni, Koordinator Liputan Majalah edisi ke-33 LPM Ukhuwah, Wisnu Akbar Prabowo mengatakan, judul yang dipilih itu diambil dari laporan utama tentang bagaimana selama pelaksanaannya kuliah daring.

“Itu diambil dari laporan utama tentang kuliah daring yang selama pelaksanaannya banyak yang berantakan. Dari diksi dibuat gambaran kuliah yang berantakan itu ketemulah judul yang sekarang dipakai,” ujarnya.

Dengan melibatkan kurang lebih 30 Reporter, dan empat editor tulisan ia mengatakan kendala utama dalam peliputan ialah berita yang tidak sesuai dengan yang diproyeksikan.

“Kendala yang paling umum aku temui selama editing berita itu, hasil berita yang kawan-kawan reporter tulis gak sesuai sama apa yang sudah diproyeksikan. Kalo layout kan ngikut isi berita, jadi pas beritanya berubah ya layout diedit juga,” ungkapnya.

Terakhir, Wisnu berharap, dengan diterbitkannya majalah ini agar dapat menjadi bahan evaluasi pihak kampus UIN Raden Fatah.

“Sebagai kontrol sosial, harapannya semoga majalah kali ini bisa jadi bahan evaluasi kampus kalo sewaktu-waktu ada kejadian di luar dugaan, tapi kalo bisa jangan,” tutupnya.

Reporter: Annisa Dwilya Budaya
Editor: M. Firdaus

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *