Palembang – Ukhuwahnews | Griya Kain Tuan Kentang berdiri sejak tahun 2017 dikelola oleh beberapa komoditas yang memiliki jiwa seni mempunyai sebanyak 19 butik yang tersebar di Kota Palembang.
Salah satu owner Griya Kain Tuan Kentang, Sofyan Candra menjelaskan di Griya Kain Tuan kentang memiliki beragam motif primadona yang kerap di cari oleh customer.
“Itu titik tujuh karena dari segi pengerjaan yang sulit dan memakan waktu yang cukup lama. Pembuatan kain jumputan ini sekitar satu minggu hingga 10 hari, mulai dari melukis, mengikat, pemberian warna, lalu di bilas hingga di jemur dan di buka kembali ikatan talinya,” jelas Sofyan pada Rabu, (09/10/2024).
Lelaki yang akrab dipanggil Bang Iyan ini menuturkan dulu Griya Kain Tuan Kentang hanya sebuah Industri Kecil Menengah (IKM) yang hanya mengisi Ramayana hingga ada sponsor dan menjadi sentral budaya.
“Berkat Bank Indonesia dan Pemerintah setempat kini menjadi salah satu tempat yang memperjualbelikan budaya di Palembang. Menjadi pembisnis yang bagus itu sebagai wirausahawan, apalagi yang berbasis dengan budaya, selain dapat mengenalkan keunikan daerah namun juga dapat menghasilkan uang,” tuturnya.
Baca juga: Rintangan Sentra Turun Temurun Kain Jumputan Khas Palembang
Pengerajin Kain Jumputan, Rizki mengaku pengalaman yang paling berkesan selama ia bekerja di Griya Kain Tuan Kentang pada saat menjual karya hingga ke internasional namun ada beberapa kendala yang dihadapi.
“Paling senang saat kirim ke luar negeri yang susahnya menemukan warna yang cocok untuk customer, selain itu faktor cuaca juga mempengaruhi warna pada kain sehingga menguras biaya yang tidak sedikit,” sampainya
Rizki berharap dengan Griya Kain Tuan Kentang membuka edukasi terhadap generasi bangsa yang mencintai produk lokal bahkan budaya setempat sehingga dapat menjadi bekal pada anak muda.
“Harus ada yang mengantikan kami karena budaya di Palembang itu banyak sekali contohnya kain Jumputan ini namun banyak masyarakat hanya mengenal Palembang dengan ciri khas Pempek,” harapnya.
Reporter: Astridda Rochmah
Editor: Putri Ayu Lestari

About Post Author
Putri Ayu Lestari
More Stories
Mempererat Dua Etnis Melalui Sedekah Kampung
[caption id="attachment_3160" align="aligncenter" width="2308"] Suasana yasinan bersama pada Sedekah Kampung di halaman Kampung Kapitan, Jumat (11/04/2025). Ukhuwahfoto/Nabilla Kartika Wiranti.[/caption] Palembang...
Potret Tradisi Rutin Sedekah Kampung Kapitan
Palembang - Ukhuwahnews | Setiap tahun terdapat tradisi yang disebut dengan 'Sedekah Kampung' yang dilaksanakan oleh etnis Tionghoa dan Melayu...
Tak Kunjung Turun, Masyarakat Keluhkan Harga Bahan Pokok Pascalebaran
[caption id="attachment_3132" align="aligncenter" width="2560"] Pedagang sayur dan kebutuhan pokok melayani pembeli di Pasar Gumawang, OKU Timur, Jumat (04/04/2025). Ukhuwahfoto/Rani Dwi...
Karang Taruna Desa Bailangu Timur Sambut Lebaran, Adakan Takbiran Keliling
[caption id="attachment_3119" align="aligncenter" width="1081"] Dok/M. Haikal Alaziz[/caption] Sekayu - Ukhuwahnews | Menyambut Hari Raya Idulfitri 1 Syawal 1446 H, Karang...
Pasar Beduk Indralaya, Tradisi Ramadan yang Terus Bertahan
[caption id="attachment_3112" align="alignnone" width="2560"] Dok/Oktavira Santika[/caption] Indralaya - Ukhuwahnews|Salah satu pasar Beduk atau Pasar Ramadan kembali digelar pada Bulan Ramadan...
Potret Demo Tolak RUU TNI di Sumsel, Mahasiswa Desak Supremasi Sipil
Palembang - Ukuwahnews | Ratusan mahasiswa dan mahasiswi di Sumatera Selatan (Sumsel) menggelar aksi demonstrasi di Simpang Lima Dewan Perwakilan...
Average Rating