Read Time:1 Minute, 39 Second
Nonton bersama (Nobar) film Bumi Manusia yang diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Seni Fakultas Ekonomi (IMASFEK) Universitas Sriwijaya (Unsri) di Kopi Lawas, Sabtu (15/02/2025). Ukhuwahfoto/Astridda Rochmah.

Palembang – Ukhuwahnews | Ikatan Mahasiswa Seni Fakultas Ekonomi (IMASFEK) Universitas Sriwijaya (Unsri), menggelar ngobrol dan nonton bersama (nobar) film Bumi Manusia dalam rangka memperingati 100 abad Pramoedya Ananta Toer di Kopi Lawas pada Sabtu, (15/02/2025).

Film Bumi Manusia diangkat dari sebuah buku yang berjudul “Bumi Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer. Film ini mencerikan kisah Minke dengan berbagai konflik yang dihadapi pada masanya.

Baca juga: Darurat! Pendidikan dan Kesehatan Terancam

Jurnalis Arie Priyanto mengatakan Film Bumi Manusia telah memberikan banyak ilustrasi kepada penonton lewat pertunjukan adegan pemain yang ditampilkan.

“Film ini memiliki konsep ruang dan waktu yang sudah diperkirakan oleh penulis, mulai dari tata bangunan, properti hingga cara mereka berpakaian sangat diperhatikan,” katanya.

Arie juga menjelaskan jika memenuhi kriteria penonton tentu sangat berat, karena sutradara film harus melakukan riset terlebih dahulu.

“Bahkan dari segi pewarna harus diperhatikan. Film ini berwarna kuning agar pembaca dapat merasakan kesedihan Nyai dan Minke saat ditinggalkan Annallies,” jelasnya.

Selanjutnya ia menuturkan pemilihan angle dan kamera sangat berpengaruh dalam penampilan sebuah film.

“Film yang bagus itu harus memiliki citra dan realita yang tinggi, sehingga penonton bisa masuk ke dalam sebuah adegan yang disajikan,” tuturnya.

Sementara itu, Dosen Ilmu Komunikasi (Ilkom) Unsri, Eko Febryan menyampaikan, dalam film Bumi Manusia ada beberapa hal yang menarik untuk disoroti lebih lanjut.

“Yang menarik dari film Bumi Manusia ini, kita harus melihat sejarah di balik film ini berlangsung, dan mengapa ada adegan yang ditekan di sana bukan hanya dari segi konflik saja,” ucapnya.

Terakhir, Eko juga mengkritik pemeran film Bumi Manusia yaitu Iqbaal Ramadhan, memerankan sosok Minke yang menurutnya gagal untuk menghidupkan emosi dan kesedihannya.

“Seharusnya Iqbaal harus melakukan riset secara mendalam mengenai sosok Winke terlebih dahulu, dan harus berusaha untuk melakukan peralihan dari film-film sebelumnya,” tutupnya.

Reporter: Astridda Rochmah
Editor: Annisaa Syafriani

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Puisi: Jangan Kembali, Aku Sudah Baik-Baik Saja!
Next post Festival Sungai Musi Berdampak Besar Bagi UMKM