Palembang – Ukhuwahnews | Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) gelar diskusi “Cinetalk For Wildlife Conservation” untuk sadarkan masyarakat peduli terhadap satwa owa yang terancam punah di Gedung Kesenian Kota Palembang, Sabtu (23/11/2024).
Kegiatan ini dilaksanakan setelah pemutaran film dokumenter yang berjudul “The Gibbons: Calling Of Hope, Swing For Freedom” membagikan pesan penting kepada masyarakat agar lebih sadar terhadap kehidupan satwa owa yang makin terancam punah.
Diskusi ini diisi oleh empat pemateri yaitu Dosen Program Studi Strata dua (S2) Biologi Universitas Sriwijaya (UNSRI), Manager Pusat Rehabilitasi Siamang (PRS) Punti Kayu TAF-IP, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumatera Selatan (Sumsel) dan Senior Manager Edukasi dan Penyadartahuan YIARI.
Dosen Prodi Biologi UNSRI, Indra Yustian menjelaskan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati yang berhubungan langsung terhadap masa depan Indonesia.
“Keanekaragaman hayati harus dijaga, sebab ini adalah aset untuk mencapai modal Indonesia di generasi emas atau bonus demografi tahun 2045,” katanya saat menyampaikan materi.
Baca Juga: Potret Kondisi Perkebunan Cabai di Pagar Alam
Indra menekankan hilangnya keanekaragaman hayati berarti menghilangkan pula kebudayaan yang ada. Ia mengatakan sebuah kebudayaan dapat tercipta karena bersumber dari adanya keanekaragaman.
“Punahnya keanekaragaman hayati berarti sama dengan menghilangkan kebudayaan, karena keanekaragaman hayati adalah sumber pemikiran dari terbentuknya suatu kebudayaan,” terang Indra.
Selanjutnya, salah satu perwakilan Balai KSDA Sumsel, Julita Pitria juga menyampaikan kawasan hutan di daerah Sumsel sangat berpotensi karena mayoritasnya merupakan hutan tropis sehingga cocok untuk menjadi tempat tinggal bagi satwa owa.
“Daerah Sumsel dapat memberi ruang luas bagi habitat owa, terutama hutan di kota Lahat yang suhunya cocok sebagai rumah bagi para owa,” jabarnya.
Julia menjelaskan masih kurangnya kesadaran masyarakat serta banyaknya oknum-oknum melakukan tindakan ilegal yang dapat mengancam keberadaan satwa owa di masa mendatang.
“Sayangnya, masyarakat masih kurang peduli dalam melindungi satwa owa, terbukti masih adanya perburuan liar, pemeliharaan serta penjualan OWA secara Ilegal,” ujarnya.
Di sisi lain, Selaku Manager PRS Punti Kayu TAF-IP, Indah Winarti menjabarkan proses rehabilitasi terhadap satwa owa dengan ketentuan yang berlaku.
Sebelum tahap karantina, owa akan diperiksa kesehatannya terlebih dahulu, lalu masuk ke kandang sosialisasi untuk dikawinkan selama dua bulan. Setelah memenuhi syarat yang ditentukan owa dilepaskan ke hutan liar, namun tetap diawasi selama empat bulan agar melihat kondisi hidupnya.
“Sebenarnya paling cepat dibutuhkan waktu satu tahun, untuk owa benar-benar dilepaskan ke hutan liar, namun apabila OWA tersebut asalnya dipelihara dari lahir, maka rehabilitasi butuh waktu lebih lama,” ucap Indah.
Baca Juga: Puisi: Malam itu
Bagi Indah, banyak tantangan yang dihadapi dalam mengurusi satwa owa, salah satunya adalah timbul penyakit akibat mengubah kebiasaan hidup satwa owa tersebut.
“Tentu satwa yang dulunya liar, tiba-tiba dimasukkan kandang pasti langsung timbul penyakit, karena perubahan hidup yang berubah jauh,” tuturnya.
Salah satu upaya terus diusahakan oleh Senior Manager Edukasi dan Penyadartahuan YIARI, Ismail Agung Rusmadipraja mengajak seluruh kalangan masyarakat untuk menjaga satwa owa, melalui pendekatan yang relevan dan mudah dipahami.
“Kami melakukan pendekatan dengan mengangkat sosok kisah agar menjadi inspiratif, harapannya dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dapat menurunkan tindakan ilegal yang mengancam satwa owa,” pungkasnya.
Reporter: Ahmad Hafiizh Kudrawi
Editor: Putri Ayu Lestari
About Post Author
Putri Ayu Lestari
More Stories
Rektor UIN RF, Dilantik sebagai Direktur KSKK Kementerian Agama
[gallery columns="1" size="full" ids="1950"] UIN RF – Ukhuwahnews | Rektor Universitas Islam Negeri Raden Fatah (UIN RF) Palembang, Nyayu Khodijah...
Pohon Natal Bahan Daur Ulang Hiasi Gereja Katedral Santa Maria Palembang
[caption id="attachment_1944" align="alignnone" width="2560"] Pohon Natal yang terbuat dari limbah botol plastik buatan Orang Muda Geraja Katedral Santa Maria di...
Tindak Lanjut Kabut Asap Sumsel, Tiga Perusahaan Dimintai Ganti Rugi
Palembang-Ukhuwahnews | Gugatan terhadap tiga perusahaan penyebab kabut asap yang diajukan oleh Inisiasi Sumatera Selatan Penggugat Asap (ISSPA) pada 29 Agustus...
Pesulap Lokal Tampilkan Atraksi Visual Interaktif untuk Anak Disabilitas
[gallery columns="1" size="full" ids="1840"] Palembang - Ukhuwahnews | Dalam rangka peringati Hari Disabilitas Internasional, Rumah Disabilitas Palembang undang Pesulap Palembang...
Rumah Disabilitas Palembang Tampilkan Bahasa Isyarat Lewat Lagu Manusia Kuat
[gallery columns="1" size="full" ids="1837"] Palembang - Ukhuwahnews | Rumah Disabilitas Palembang menggelar kegiatan Hari Disabilitas Internasional 2024 dengan menampilkan pertunjukan...
Dukung Kreatifitas Disabilitas, PT Pertamina Sumbagsel Bersama Rumah Disabilitas Adakan Lomba dan Pentas
[gallery columns="1" size="full" ids="1834"] Palembang – Ukhuwahnews | Rumah Disabilitas Palembang berkolaborasi dengan Perusahaan Terbatas (PT) Pertamina Sumatera Bagian Selatan...
Average Rating