Palembang-Ukhuwahnews | Kota Palembang terpilih menjadi salah satu tempat pemutaran film dokumenter 17 surat cinta, yang membahas mengenai eksploitasi hutan lindung serta menyuarakan masyarakat pedalaman, kegiatan ini berlangsung di Universitas IBA Palembang, Sumatra Selatan, Minggu (17/11/2024).
Film dokumenter 17 surat cinta mengangkat dari kisah nyata, perjuangan masyarakat pedalaman yang memperjuangkan tempat tinggal flora dan fauna di daerahnya.
Selaku direktur photography 17 surat cinta, Rubana menyampaikan di Aceh sering kali terjadi bencana alam seperti banjir dan juga tanah longsor akibat pembangunan infrastruktur.
” Sebaik apa pun pembangunan infrastruktur jika tidak menjaga lingkungan sekitar, maka dapat menimbulkan bencana alam,” katanya.
Baca juga:Potret Palembang Zine Fest 2024, Diskusi Publik Hingga Workshop
Ia juga mengungkapkan, akses jalan warga aceh lebih banyak menggunakan jalur air, ketimbang jalur darat akibat rusaknya infrastruktur jembatan penghubung.
“Sudah ada infrastruktur jalan dan jembatan, akan tetapi masih ada yang menaiki perahu dikarenakan akses jalan mengalami kerusakan parah,” ungkapnya.
Hal tersebut juga di sampaikan oleh Yusuf Priambodo, salah satu Ekspedisi Indonesia yang merasakan juga kerusakan dari lingkungan oleh tangan para pemerintah.
Yusuf menuturkan spesies orang hutan di Suwaka Margasatwa mulai berkurang sejak tahun 2022.
“Sejak tahun 2022 kerusakan dan pencemaran lingkungan sudah banyak menghilangkan Margasatwa di hutan,” tuturnya.
Ia juga menyebutkan, bahwa suku Awyu penduduk asli yang tinggal di Papua Selatan menolak adanya pembangunan yang akan mengambil ahli tempat tinggal mereka.
“Hutan itu rumah, siapa pun yang datang akan membawa dampak buruk bagi kami, karena mereka akan mengambil alih hak daerah ini,” tambahnya.
Yusuf juga menegaskan, bahwa tidak adanya ketegasan dari pemerintah mengenai surat teguran tindak lanjut yang diberikan oleh masyarakat sipil daerah pedalaman mengenai kerusakan hutan.
“Kami telah mengirim surat sejak 2022 hingga 2024, bahkan telah mengadakan unjuk rasa mengenai surat yang dikirimkan ke pihak berwenang,” tegasnya.
Diakhir, ia meminta para tamu yang hadir pada diskusi penayangan film 17 surat cinta dapat lebih terbukan pikiran untuk memperhatikan lingkungan sekitar.
Penayangan film dokumenter 17 surat cinta ini di harapkan dapat membuka pikiran masyarakat supaya lebih peduli terhadap hutan dan lingkungan.
Reporter : Astridda Rochmah, Vivin Noor Azizah
Editor: Marshanda
About Post Author
Marshanda
More Stories
Pohon Natal Bahan Daur Ulang Hiasi Gereja Katedral Santa Maria Palembang
[caption id="attachment_1944" align="alignnone" width="2560"] Pohon Natal yang terbuat dari limbah botol plastik buatan Orang Muda Geraja Katedral Santa Maria di...
Tindak Lanjut Kabut Asap Sumsel, Tiga Perusahaan Dimintai Ganti Rugi
Palembang-Ukhuwahnews |Â Gugatan terhadap tiga perusahaan penyebab kabut asap yang diajukan oleh Inisiasi Sumatera Selatan Penggugat Asap (ISSPA) pada 29 Agustus...
Pesulap Lokal Tampilkan Atraksi Visual Interaktif untuk Anak Disabilitas
[gallery columns="1" size="full" ids="1840"] Palembang - Ukhuwahnews | Dalam rangka peringati Hari Disabilitas Internasional, Rumah Disabilitas Palembang undang Pesulap Palembang...
Rumah Disabilitas Palembang Tampilkan Bahasa Isyarat Lewat Lagu Manusia Kuat
[gallery columns="1" size="full" ids="1837"] Palembang - Ukhuwahnews | Rumah Disabilitas Palembang menggelar kegiatan Hari Disabilitas Internasional 2024 dengan menampilkan pertunjukan...
Dukung Kreatifitas Disabilitas, PT Pertamina Sumbagsel Bersama Rumah Disabilitas Adakan Lomba dan Pentas
[gallery columns="1" size="full" ids="1834"] Palembang – Ukhuwahnews | Rumah Disabilitas Palembang berkolaborasi dengan Perusahaan Terbatas (PT) Pertamina Sumatera Bagian Selatan...
Dengan Ciri Khas Benang Emas, Kain Angkinan Dikenal Hingga Mancanegara
[gallery columns="1" link="file" size="full" ids="1828"] Palembang - Ukhuwahnews | Melalui sentuhan tangan yang terampil, dari setiap benang yang menganyam kain...
Average Rating