Penulis: Ahmad Hafiiz Kudrawi (Pengurus LPM Ukhuwah)
Menunaikan ibadah haji adalah mimpi terbesar bagi seluruh umat muslim di dunia. Hal ini juga ikut dirasakan ratusan juta jiwa masyarakat muslim di Indonesia yang selalu menantikan panggilan ke tanah suci Makkah al-Mukarrahmah setiap tahunnya.
Di Indonesia sendiri, terdapat dua jalur pendaftaran haji yang populer di kalangan masyarakat yaitu haji reguler dan haji plus.
Haji Reguler diselenggarakan oleh pemerintah secara langsung melalui Kementerian Agama (Kemenag). Sedangkan haji plus diselenggarakan oleh perusahaan tour swasta atau Penyelenggaran Ibadah Haji Khusus (PIHK) yang telah ditunjuk langsung oleh pemerintah.
Haji reguler menjadi jalur paling diminati masyarakat menengah ke bawah, walaupun memiliki perbedaan fasilitas dan masa tunggu lebih lama.
Dengan demikian, hadirnya dua jalur dari pemerintah untuk memenuhi kewajiban pilar dalam Islam dengan melaksanakan haji ke Baitullah (Makkah). Membawakan kemudahan bagi salah satu ASN Guru untuk menginjakan kaki kerumah suci Allah SWT.
Salah satu pendaftar haji reguler, Sumiarsih (50) dan suaminya Arlan Yulius (51) merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Guru yang bekerja di Sekolah Menengah Akhir (SMA) di kota Lubuklinggau.
Baca juga: Serendipity: 9,5 Untuk Kemojo
Wanita akrab disapa Ase itu telah mendaftar haji bersama suaminya selama enam tahun dan mengeluarkan dana sebesar 50 juta untuk mendapatkan kursi antrian haji.
“Mendaftar lewat jalur reguler di tahun 2018, karena bersama suami berdua jadi totalnya 50 juta. Setelah melakukan pembayaran lalu dilanjutkan dengan foto untuk membuat laporan ke kantor kemenag,” ujar Ase saat diwawancarai pada (29/10/2024).
Dikatakan Ase, rata-rata masa tunggu jalur haji reguler bisa mencapai 14 tahun, namun, sekarang dengan wabah covid-19 sempat melanda berdampak pada waktu keberangkatan yang diundur menjadi lebih lama.
Akan tetapi, ada angin segar dari pemerintah yang menambah jumlah pemberangkatan haji sehingga waktu keberangkatan bisa kembali seperti semula.
“Karena mendaftar pada tahun 2018 kemungkinan besar akan berangkat di tahun 2032 atau lebih lama, memang kemarin gara-gara pandemi, jadi ada kabar dari pemerintah bahwa waktu pemberangkatan jamaah menjadi lebih lama, tapi dengar kabar lagi masa pemberangkatan kembali normal karena kuota pemberangkatan haji yang dinaikkan,” jelasnya.
Pada kondisi sekarang pemerintah telah membuat kebijakan, apabila calon jemaah haji sudah memasuki usia lansia maka masa pemanggilan akan lebih dipercepat.
“Jika seseorang mendaftar berusia 65 tahun ke atas, maka dapat lebih cepat mendapatkan kursi antrian haji, akibat kemarin pandemi jammah yang berusia lansia tidak diizinkan sementara melaksanakan ibadah haji,” ungkap Ase.
Ase pun menuturkan kondisi calon jemaah haji andaikan mengalami musibah tak terduga, namun, dalam masa menunggu keberangkatan.
“Kalau jemaah sudah membayar, tapi ketika waktu menunggu keberangkatan ia tidak bisa berangkat, karena sakit parah atau meninggal. Maka uang setoran akan dikembalikan atau posisinya dapat digantikan oleh anak, saudara sedarah, sanak saudarah lainnya,” tuturnya.
Tak dipungkiri juga, perjuangan dua ASN Guru ini membuahkan hasil setelah melewati berbagai rintangan demi melaksanakan ibadah haji.
Wanita kelahiran Lubuklinggau ini mengaku niatnya mendaftar haji, sebab keadaan terbilang cukup mapan serta ingin segera menunaikan ibadah suci.
“Menurut saya keadaan sudah terbilang mampu untuk melaksanakan ibadah haji, terlebih lagi ibadah haji merupakan salah satu rukun islam yang jikalau kondisi kita mampu secara fisik,batin, dan finansial. Maka hukum ibadah haji menjadi wajib,” terangnya dengan lugas.
Kehadiran pemerintah yang makin giat meningkatkan kualitas pelayanan program penyelenggaraan haji. Mau itu berbentuk penambahan jumlah kuota pemberangkatan, fasilitas yang lebih layak bagi para jemaah lansia bahkan hadirnya layanan fast track yang mempercepat perjalanan tersedia di bandara Soekarno Hatta-Banten, Bandara Djuanda-Surabaya, dan Bandara Adi Soemarno-Solo.
Dengan semakin berkembangnya program penyelenggaraan haji dari pemerintah, ditambah lagi dengan banyaknya bantuan dana sampai pelaksanaan haji secara gratis membuat ibadah haji dapat dinikmati oleh seluruh kalangan masyarakat.
About Post Author
Marshanda
More Stories
Forsaken: Band MMKR UIN Raden Fatah yang Mengukir Prestasi di Panggung Festival
[gallery columns="1" link="file" size="full" ids="1528"] Penulis: Sri Wahyuni (Pengurus LPM Ukhuwah) Di tengah hingar bingar panggung Festival Band and Competition...
Serendipity: 9,5 Untuk Kemojo
[gallery columns="1" link="file" size="full" ids="1239"] Penulis: Winda Wulandari (Pengurus LPM Ukhuwah) “Kalau 10 terlalu sempurna. Kalau 8 gak bersyukur, jadi...
Average Rating