Read Time:7 Minute, 52 Second

Penulis: Imelda Melanie Agustin (Pengurus LPM Ukhuwah)

Di tengah malam, seorang gadis malang terlihat sedang meringkuk di sudut kamarnya. Dengan lampu yang sengaja di matikan agar orang-orang di rumah mengiranya sudah terlelap nyenyak. Padahal nyatanya ia malah menangis sesegukkan.

Netra gelap berkilat tatkala petir menyambar, menghasilkan cahaya kilauan sesaat. Cairan kental berwarna merah sudah mengotori lantai dingin yang sedang ia duduki. Meskipun begitu ia tetap saja melanjutkan kegiatannya, melukis tangan kiri sambil sesekali menggigit bibir bawahnya meluapkan rasa sakit yang selalu ia pendam dalam kesendirian.

Dengan didukung kamar yang di desain minimalis dan kedap suara, tidak ada yang suara dari dalam kamar yang di penuhi dengan  rintihanya.

….…

Di pagi hari Betterianne tersentak mengerjabkan mata, mendengar dering handphone yang terus berbunyi yang mengusik mimpi indahnya.

“Ringggg’’ bunyi handphone yang berdering kencang.

“aduhh siapa sih ganggu mimpi gue aja sih,” batin gadis malang ini sambil mengangkat telepon.

“Halo selamat pagi kak Anne bisa tolong bantu gantiin Fadil buat jadi koordinator wedding organizer (wo) siang ini gak dia lagi ada urusan mendadak,” ujar suara ceo tersebut dari seberang handphone.

“oke baik pak,” jawab gadis ini  sambil menghela nafas.

Lagi-lagi Anne menjadi kambing hitam yang harus menyelesaikan masalah ini mengorbankan waktu liburnya yang harusnya bersantai malah menjadi sibuk, sejenak Anne terdiam melihat tangan kirinya dan langsung bergegas mandi dan lalu bersiap-siap menuju kantor karena akan brifing terlebih dahulu.

Setelah di rasa sudah puas dengan penampilannya anne pun keluar kamar. Lagi-lagi suara pecahan, teriakan, amarah, hingga makian mengusik indra pendengaranya di pagi hari.

Pertengkaran orang tuanya tampaknya sudah menjadi kebiasaan tidak mengenal pagi, siang, bahkan malam sekalipun gadis malang ini masih tetap mendengarnya.

Gadis malang ini pun menghembuskan napas kasar berusaha tidak peduli pada apapun yang dilihat dan di dengarnya.

Kosong.

Tidak ada apa-apa di meja makan. Ia pun mengisi tumbler minumnya dan pergi menuju teras, sambil menunggu kekasihnya datang ia memakai sepatu dan mengecek barang bawaanya apakah ada yang tertinggal atau tidak.

“MAU KEMANA KAMU ANNE HARI LIBUR PUN KAMU KELUAR RUMAH,” teriak mamanya

“Aku mau kerja jadi WO Harini ma,” jawabnya.

“TUGAS KAMU TU KULIAH GAK USAH KERJA GAJINYA JUGA KECIL,” ucap mamanya yang menusuk.

Papanya pun masuk juga kedalam obrolan sambil menghinanya dan memberikan perintah.

“APA SIH KAMU MAU AJA KERJA JADI BABU KAMU ITU BELAJAR PERUSAHAAN AJA KAMU ITU PEWARIS PAPA,” Perintah papanya.

“Aku gak mau pa, aku mau punya usaha sendiri,  jadi influencer dan content kreator terkenal pa ma,” jawabnya dengan pelan

“GAK AKAN ADA MASA DEPANYA ITU MASANYA AKAN CEPAT HABIS,” tekan papa mama.

Tak lama kemudian, suara klakson mobil menandakan pacarnya sudah datang menjemputnya. Ia pun bergegas keluar rumah meninggalkan kedua orang tuanya.

“Dev maaf,” kata Anne sambil mengelus lengan kekasihnya saat menyetir. Devara Angkasa cowok yang dua tahun ini menjadi kekasihnya. Bibir kecilnya mengerucut kesal. Entahlah rasanya ia sudah kehilangan semangatnya.

Melihat gadisnya, sepertinya sedang kesal dan merasa bersalah, Dev pun mengusap kepalanya dengan lembut.

“Maaf, Kenapa? Gapapa kita undur jadi malam aja nontonya aku gak jadi futsal aja malam ini.

Selama perjalanan, Anne hanya diam, Dev bahkan sesekali meliriknya. Anne hanya menyandarkan punggungnya ke sandaran jok dengan tatapan kosong.

Dev penasaran, Apa lagi yang mengganggu pikiran pacarannya ini.

“Mau cerita sesuatu?” Tanya Dev.

“Enggak kok,” jawabnya

Dev tahu pacarnya berbohong, ia yakin Anne tengah terluka dan butuh penenang.

“I’m here,” Balas Dev sambil tersenyum lembut. Dia ijin memastikan kekasihnya baik-baik saja. Dev sangat peduli.

“Sorry buat kamu khawatir tapi aku beneran gapapa kok,” Kata Anne sambil balas tersenyum.

Ia meyakinkan Dev kalau dirinya baik-baik saja. Sebenarnya bukan karena dia yang tidak mau terbuka. Tapi Anne rasa Dev akan bosan jika mendengar keluhan Anne yang satu ini. Pasalnya, dia sudah sering menceritakan pertengkaran kedua orang tuanya.

……

Setelah sampai Anne pun bergegas menuju ruangan brifing sesampainya ia pun menemui sahabatnya S

Fella.

“Anne lo kok gak bisa nolak bos sih, kan lo juga butuh libur,” tanyanya.

“lo kan tau gue mana bisa nolak,” balasnya sambil tersenyum

“Jadi lo gak jadi jalan sama Dev dong kasian amat dia jarang banget jalan sama lo,” omel Fella.

“Iya tapi gimana lagi, gapapa kita nikmati aja kapan lagi kita satu tim ngejob ni,” setelah breefing mereka pun bersama timnya bergegas menuju lokasi pernikahan yang akan mereka kerjakan.

Setelah acara selesai mereka pun kembali lagi ke kantor dan melakukan evaluasi sebelum pulang kerumah masing-masing.

“halo sayang gimana jadi gak kita nonton,” tanya Dev di handphone.

“Aduh dev, maaf keknya gak jadi soalnya aku belum ngerjain revisi dan besok bimbingan belum lagi ngedit vidio,” jawab Anne.

Selain bekerja partime di Wedding Organizer, Betterianne juga seorang mahasiswa akhir dan freelance editor vidio serta content kreator.

“Jadi kapan lagi kita ngabisin waktu bersama sayang, kamu kan tau aku senin-jumat kerja, sabtu kamu ngeevent,” balas Dev dengan kesal.

“Maaf ya sayang,” jawabnya melas.

“Yaudah gapapa aku bentar lagi sampai kantor kamu, kita makan aja malam ini yaaa,” balas Dev lembut.

Baca juga: Cerpen: Misteri Tas Hitam

….……………

“Anne sayang kita udah sampai,” seru Dev.

“Iya dev, makasih ya udah selalu sayang ke aku dan maaf aku lebih sering buat kamu susah,” tutur Anne dengan perasaan gundah.

“Gapapa, udah kamu masuk bersih-bersih dan jangan tidur terlalu larut ya sayang,” pinta Dev ke Anne.

Aneh pun menganggukan kepala lalu keluar dari mobil memasuki rumahnya.

Sepi dan Gelap. Gambaran rumah Anne. Seperti biasa orang tuanya pasti sibuk degan urusannya masing-masing.

Anne menuju kamarnya sambil melihat sekeliling rumahnya siluet kenangan masa lalu kebahagiaan bersama kedua orang tuanya terlintas di dalam pikirannya tak terasa bulir air pun menetes di pipinya.

Tak mau terlalu meratapi dirinya, gadis malang ini bergegas menaiki anak tangga satu persatu. Sesampainya dikamar,  langsung ke kamar mandi dan mengguyuri tubuhnya dengan shower, rasa perih di sekujur tangan kirinya mulai terasa tapi tak sesakit rasa sakit dihatinya.

….………

Di subuh hari, Bunyi azan berkumandang membuatnya terbagun dan menjalani aktivitas di senin pagi. Rumahnya masih sepi orang tuanya belum pulang tidak tau kemana, ia pun berusaha untuk tidak peduli.

Sambil menunggu ojek online, gadis malang tersebut membuka aplikasi Instagramnya sejenak, tak sengaja melihat instastory Fella yang memposting  tiket bioskop serta tangan lelaki yang memakai jam yang tidak asing baginya.

Menzoom foto tersebut memastikan kembali apa yang diliatnya sambil berpikir positif itu bukanlah milik kekasihnya.

Sampainya di kampus ia melihat dari jauh mobil kekasihnya namun dalam pikirannya ngapain pacarnya ke kampusnya pagi-pagi seperti ini bukanya harusnya ia ke kantor dan bekerja.

Ia pun menghampiri mobil pacarnya dan terlihat di dalam mobil ada Pacarnya yang berpelukan dengan Fella sahabatnya.

Hilang sudah pertahanannya sakit bercampur sesak dua orang yang ia percayainya menghianatinya.

Mereka pun keluar dari mobil dengan keadaan cemas.

“Anne maaf,” ucap mereka berdua.

“GAK GAK PERGI KALIAN JAHAT KALIAN TAU SAKITNYA AKU TAPI KALIAN MALAH TAMBAH BUAT AKU HANCUR. AKU MAU KITA PUTUS DEV DAN LO AMBIL AJA DEV SANA,” MARAH ANNE DENGAN TANGISNYA.

“BAGUS DEH LO PUTUSIN DEV, KARENA LO TU CUMA SAMPAH BUAT DEV NYUSAIN, KELUARGA HANCUR, SOK AMBIS LAH SUKA LUPA PUNYA PACAR YANG HARUS DI PERHATIIN,” MAKI FELLA.

“CUKUP OKE KITA PUTUS DARI DULU AKU MAU PUTUS DARI KAMU KARENA KAMU GAK PERNAH KASIH AKU KEBAHAGIAN TAPI AKU KASIHAN SAMA KAMU”  Bentak Dev.

“makasih Dev sudah pernah kasih aku bahagia, maaf dev kalo aku Cuma buat kamu susah tapi gak gini caranya selingkuh sama sahabat aku,” ucap gadis malang ini, sambil terseduh-seduh.

Anne pun bergegas pergi menaiki angkutan umum menuju tempat yang bisa membuatnya tenang yaitu rumah pohonnya bersama teman kecilnya.

Ia menangis dengan kuat melepaskan semua beban yang ada dibenaknya dari masalah keluarga, pekerjaan, sahabatnya, orang yang dicintainya ia merasa sangat tidak pantas untuk menjalani.

Di tengah tangisnya Rizki teman kecilnya tang sengaja melewati rumah pohon dan seperti mendengar suara tangis yang sangat ia kenalinya, langsung saja ia bergegas menaiki rumah pohon yang sudah lama tidak ia naiki.

“Anne,” ujarnya dengan cemas, Rizki langsung memeluk Anne yang hancur, mengelus kepalanya dengan lembut agar Anne setenang mungkin.

“Gapapa tangsin aja keluarin semuanya ada Rizki disini yaa,” tenang rizki

“Sakit ki sakit, aku di selingkuhi sama sahabat aku sendiri kayaknya memang aku yang gak pantes buat siapapun,” curahnya.

“Bukan kamu yang gak pantes buat dia tapi dia yang kurang bersyukur,” jawabnya.

“Aku gak mau aku hancur aku gak punya rumah aku mau mati saja,” ia melepas pelukan dan ingin melompat dari rumah pohon.

“Kamu gak boleh begitu Anne!” Ucap Rizki Sambil menarik tangan Anne.

“Dunia memang membuat kamu hancur, mereka memang jahat tapi kamu tidak boleh ikut terurai dalam kehancuran, bangkitlah buktikan bahwa kamu adalah perempuan yang hebat, kamu mampu tanpa siapapun, setiap orang punya masalah dan setiap masalah pasti ada jalan keluar,” Rizki memberikan kalimat penenang agar Anne tak putus asa.

Anne pun mengangguk sambil memejamkan mata menormalkan nafas dan menyakinkandiri sendiri ia mampu seperti yang dibilang Rizki tadi

Anne merasa bersyukur mempunyai Rizki temanya sejak kecil ia berharap Rizki adalah orang yang tidak pernah membuatnya hancur.

Seiringnya waktu berjalan Anne mulai menerima kehidupanya. Ia lulus dengan nilai terbaik dan mendirikan Wedding Organizer dengan memiliki banyak karyawan. serta menjadi Influacer terkenal di negaranya. Ia berdamai dengan dengan dirinya sendiri mensyukuri dan selalu berpikiran yang lebih positif. Bersikap apa adanya dan mulai mencintai diri sendiri, Dan meyakinkan diri suatu saat nanti pasti kan ada kebahagian besar yang menantinya setelah badai ini.

Sejatinya di dalam kehidupan tidak akan pernah baik-baik saja, pasti akan ada hujan namun setelahnya pasti akan ada pelangi. Tidak menaruh kepercayaan kepada manusia, Ikhlas dan Sabar adalah kunci damainya dunia.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Berikut Bentuk Pelecahan dan Tips Menghindarinya!
Next post Fenomena Selisih Harga Etalase vs Kasir, Apa Penyebabnya?