
Langka dan Istimewa, Fenomena Hujan Meteor Perseid Tahun 2023

Pada Sabtu (12/08/23) dini hari, telah terjadi Hujan Meteor Perseid yang membuat fenomena ini istimewa pada tahun 2023.
Lantas, apa yang membuat fenomena langit ini istimewa dan menarik untuk diamati?
Fenomena hujan meteor adalah fenomena yang terjadi ketika beberapa meteor terlihat bersinar pada langit malam. Meteor ini terjadi karena adanya serpihan benda luar angkasa yang dinamakan meteoroid, yang memasuki atmosfer bumi dengan kecepatan tinggi.
Sebab itu, hujan meteor tersebut akan jauh lebih terang dari tahun-tahun sebelumnya. Fenomena hujan meteor perseid adalah peristiwa yang selalu dinanti para pemburu fenomena langit atau pecinta astronomi.
Hujan meteor perseid terjadi saat Bumi dalam perjalanannya memutari matahari, yang akan melintasi daerah yang pernah dilewati oleh komet. Komet tersebut ditemukan secara terpisah oleh Lewis Swift pada 16 Juli 1862 dan Horace Tuttle pada 19 Juli 1962.
Jumlah meteor sebanyak itu hanya terjadi saat puncak hujan meteor dan dalam kondisi langit yang benar-benar ideal, yaitu langit gelap, jauh dari polusi cahaya, termasuk gangguan cahaya Bulan, tidak banyak polutan udara, dan pastinya tidak berawan apalagi mendung.
Dilansir dari Space, puncak hujan meteor Perseid tanpa cahaya Bulan pada 2016 adalah hujan meteor Perseids terbaik. Saat itu, 150-200 meteor masuk dan terbakar di atmosfer Bumi setiap jam.
Dan kini pada tahun 2023, fenomena puncak hujan meteor perseid akan menjadi tahun yang paling cerah, dikarenakan cahaya bulan hanya akan menerangi 10 persen dan di dukung melalui lokasi pengamatan yang rendah polusi cahaya, maka dari itu hujan meteor ini akan dapat disaksikan dengan mata terbuka.
Dibandingkan dengan tahun 2022, cahaya meteor ini terbakar melintasi atmosfer sangat redup. Hal itu disebabkan oleh sinar bulan purnama yang sangat terang, sehingga membuat cahaya selama puncak hujan meteor perseid yang melintas lebih redup.
Dilansir dari Kompas.com, Hujan meteor Perseids sejatinya berlangsung sejak 14 Juli 2023 sampai 1 September 2023. Perhitungan Organisasi Meteor Internasional (IMO) dan ahli meteor Jepang, Masahiro Koseki, menyebut dalam rentang waktu itu, jumlah meteor Perseids akan meningkat dan jumlah terbanyak saat puncak diprediksi mencapai 100 meteor per jam.
Jumlah meteor sebanyak itu hanya terjadi saat puncak hujan meteor dan dalam kondisi langit yang benar-benar ideal, yaitu langit gelap, jauh dari polusi cahaya, termasuk gangguan cahaya bulan, tidak banyak polutan udara, dan pastinya tidak berawan apalagi mendung.
Di Indonesia jumlahnya bisa lebih kecil lagi. Radian hujan meteor perseids baru terbit sekitar pukul 00.15 WIB. Semakin mendekati fajar, ketinggian radian akan terus naik sehingga meningkatkan potensi melihat meteor. Tetapi, posisi tertinggi radian ini pada Minggu dini hari hanya sekitar 25 derajat yang terjadi bersamaan dengan mulai terbitnya fajar.
Umumnya, saat hujan meteor terjadi di tahun-tahun tanpa cahaya bulan, jumlah meteor per jamnya akan cenderung lebih tinggi. Sehingga untuk bisa melihat puncak dari fenomena hujan meteor Perseid melalui tempat yang gelap dan rendah polusi cahaya.
Setelah masa puncak terlewati, jumlah meteoroid atau bahan baku meteor yang masuk lalu terbakar di atmosfer bumi menjadi hujan meteor perseids akan menurun drastis.
Penulis: Wulandari
Editor: Dafid Amirul Mukminin