Read Time:2 Minute, 3 Second

 

Ukhuwah Desan/Annisaa Syafriani

Artikel – Ukhuwahnews | Di tengah derasnya arus informasi digital, kecanduan terhadap konten receh di media sosial menjadi fenomena yang semakin mengkhawatirkan. Salah satu contoh nyata adalah Brian Rot, ini merupakan kondisi seorang pengguna media sosial yang terperangkap dalam kebiasaan mengonsumsi konten ringan yang sering kali tidak mendidik.

Konten tersebut bisa berupa video lucu, tantangan viral, meme, atau unggahan yang menghibur namun tidak memberikan nilai positif. Kebiasaan ini berisiko merusak kesehatan mental, produktivitas, dan kualitas hidup secara keseluruhan.

Menurut data yang dihimpun oleh Asosiasi Psikologi Digital Indonesia (APDI), lebih dari 50% pengguna media sosial di Indonesia menghabiskan lebih dari 3 jam sehari untuk mengakses platform seperti TikTok, Instagram, dan X.

Baca juga: Tapak Suci UIN RF Raih Juara Umum 1 Kejuaraan Daerah

Data ini menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam segi waktu, yang dihabiskan untuk mengonsumsi konten hiburan yang minim manfaat edukatif.

Ini menjadi perhatian utama karena kebiasaan tersebut dapat menyebabkan kecanduan, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda yang rentan terhadap pengaruh media sosial.

Dampak Negatif Kecanduan Konten Receh

Kecanduan konten receh dapat berdampak buruk pada kesehatan mental.

Menurut Dr. Mira Sari, seorang pakar psikologi digital, konsumsi konten yang berulang kali tanpa nilai edukatif dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk fokus, meningkatkan perasaan cemas, dan mengganggu pola tidur.

Dr. Mira menjelaskan Algoritma medsos memang dirancang untuk mempertahankan perhatian pengguna, tetapi konten yang bersifat menghibur tanpa tujuan positif justru memperburuk kesejahteraan psikologis.

Upaya Pencegahan dan Solusi

Untuk mengatasi masalah ini, sejumlah langkah pencegahan dapat diterapkan, baik oleh individu maupun keluarga. Pertama, penting untuk mengatur waktu yang dihabiskan di platform media sosial.

Penelitian oleh Universitas Indonesia menunjukkan bahwa 70% pengguna medsos yang melakukan pembatasan waktu layar, mengalami peningkatan produktivitas dan kualitas tidur yang signifikan.

Kedua, mengganti kebiasaan konsumsi konten dengan hal yang lebih edukatif dan bermanfaat menjadi langkah yang sangat dianjurkan. Mengikuti akun-akun yang berbagi informasi berguna, ilmu pengetahuan, atau topik yang relevan dengan minat pribadi, dapat membantu seseorang lebih bijak dalam bermedia sosial.

Selain itu, orang tua juga memiliki peran besar dalam membimbing anak-anak dan remaja agar tidak terjebak dalam konsumsi konten receh.

Menurut survei oleh Kementerian Komunikasi dan informatika (Kominfo), lebih dari 40% orang tua di Indonesia belum memberikan pengawasan yang cukup terkait aktivitas online anak-anak mereka.

Pengawasan yang lebih ketat, dengan mendampingi anak-anak saat menggunakan media sosial dan berdiskusi tentang dampak negatifnya, menjadi langkah penting dalam mencegah kecanduan.

 

Penulis: Rani Dwi Oktafidiya

Editor: Annisaa Syafriani

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
100 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Tapak Suci UIN RF Raih Juara Umum 1 Kejuaraan Daerah
Next post UIN Raden Fatah Tegaskan Seleksi Ketat Beasiswa KIP Kuliah 2025