Read Time:2 Minute, 15 Second

Artikel-Ukhuwahnews | Dalam kehidupan sehari-hari, akhlak menjadi cerminan utama kepribadian seseorang. Akhlak yang baik adalah ajaran penting dalam Islam yang mengajarkan tata krama dan sikap yang benar terhadap sesama manusia. Hubungan kita dengan tetangga, masyarakat, dan pemimpin tidak hanya mencerminkan nilai-nilai agama, tetapi juga menentukan keharmonisan hidup bermasyarakat.

Belakangan ini, masyarakat dihebohkan oleh perbincangan terkait seorang tokoh agama, Gus Miftah, akibat sebuah cuplikan video ceramah yang viral di media sosial. Dalam video tersebut, Gus Miftah dianggap melontarkan pernyataan yang kurang pantas terhadap seorang penjual es teh. Kejadian ini menjadi refleksi penting tentang bagaimana seharusnya menjaga akhlak, baik kepada masyarakat biasa, tetangga, maupun pemimpin.

Tetangga adalah orang terdekat dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana dijelaskan dalam jurnal karya Agusal Syukur, berbuat baik kepada tetangga merupakan salah satu bentuk akhlak terpuji. Hubungan baik dengan tetangga dapat diwujudkan melalui sikap tasawuf (saling tolong-menolong) dan tawadhu (saling menghormati).

Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan. Oleh karena itu, sikap saling membantu menjadi bagian dari ajaran Islam yang mulia. Rasulullah SAW memberikan teladan dalam hal ini, seperti selalu mengucapkan salam kepada anak-anak kecil, memenuhi undangan siapa pun, serta bersikap rendah hati kepada semua kalangan. Sikap ini menunjukkan betapa pentingnya membangun hubungan harmonis dengan masyarakat sekitar.

Baca juga: Wisuda ke-91 UIN RF Palembang Meluluskan 718 Mahasiswa

Kemudian, Akhlak kepada pemimpin juga tidak kalah penting. Pemimpin memiliki peran strategis dalam menentukan arah dan kebijakan masyarakat atau organisasi. Dalam surat Al-Baqarah ayat 147 disebutkan: “Kebenaran itu berasal dari Tuhanmu, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu.” Seorang pemimpin harus menegakkan kebenaran dan berlaku adil kepada semua orang tanpa diskriminasi.

Di sisi lain, anggota atau masyarakat juga memiliki kewajiban untuk menjaga hubungan baik dengan pemimpin, termasuk menghormati, mendukung, dan bersikap sopan. Sikap ini dapat membangun keharmonisan antara pemimpin dan anggotanya, yang pada akhirnya meningkatkan kinerja bersama.

Hal yang sering menjadi sorotan adalah penggunaan lisan atau tutur kata. Perkataan yang baik dan benar dapat menciptakan hubungan yang rukun dan saling menghargai. Sebaliknya, kata-kata yang tidak terjaga bisa menimbulkan konflik dan perpecahan. Rasulullah SAW mengajarkan untuk selalu menjaga lisan agar tidak menyakiti hati orang lain, termasuk dalam berkomunikasi dengan tetangga, masyarakat, maupun pemimpin.

Akhlak yang baik adalah pondasi dalam kehidupan bermasyarakat. Berbuat baik kepada tetangga, menghormati masyarakat, dan menjaga hubungan harmonis dengan pemimpin adalah wujud dari implementasi nilai-nilai Islam. Sikap tawadhu dan saling tolong-menolong merupakan kunci utama membangun hubungan yang harmonis. Dengan menjaga lisan dan bertutur kata baik, kita dapat menciptakan masyarakat yang rukun, damai, dan penuh toleransi.

Marilah kita terus memperbaiki akhlak agar kehidupan bersama menjadi lebih baik, sejalan dengan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin.

Penulis: Astridda Rochmah

Editor:  Imelda Melanie Agustin

About Post Author

Marshanda

Happy
Happy
100 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Wisuda ke-91 UIN RF Palembang Meluluskan 718 Mahasiswa
Next post Berita Foto: Momen Spesial Mahasiswa Meraih Gelar Sarjana